http://www.blogger.com/html?blogID=5248118097799647105 dr. Padjadjaran: Karena Mereka Peduli

Yang Mengelola blog ini:

pengabdian kepada masyarakat fakultas kedokteran universitas padjadjaran

Get The Latest News

Sign up to receive latest news

30.10.09

Karena Mereka Peduli

Mereka tidak berbeda dari ibu kebanyakan
Memasak untuk suami mereka
Mengasuh anak-anak mereka
Mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga
Semua itu juga mereka lakukan
Namun, ada satu hal yang membedakan mereka
Mereka peduli...

Ada yang sudah bisa menebak siapa “mereka” yang dimaksud?
Ya, "mereka" yang dimaksud adalah para ibu kader Posyandu. Salah satu kenyataan yang cukup miris di negeri ini adalah bahwa sedikit sekali tenaga dokter yang bersedia ditempatkan di daerah-daerah terpencil. Jangankan jauh di pedalaman Papua sana, di sini pun, di Jatinangor, sebuah kawasan yang notabene bersebelahan dengan kota sebesar Bandung, hal itu terjadi di sini. Tak hanya satu desa, mungkin ada berpuluh-puluh atau bahkan beratus-ratus desa yang tidak memiliki satu pun tenaga dokter.

Lalu, jika begitu, siapa yang akan menjamin kesehatan warga di suatu desa? Untunglah, setidaknya ada satu bidan di setiap desa. Jangan tanya apa itu cukup. Karena jelas tidak. Wilayah desa yang cukup luas tentunya tidak mungkin ia kelola sendirian. Di sinilah peran para kader Posyandu. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak, imunisasi, pendataan gizi balita, sampai pemberian suplemen. Bahkan, tak jarang mereka harus mendatangi rumah warga satu per satu untuk melakukan pendataan, karena memang tidak semua warga bisa pergi ke Posyandu.

Pekerjaan itu barangkali akan terasa lebih mudah jika mereka mendapat upah atas jerih payah mereka. Namun, sayangnya, itu sama sekali tidak mereka dapatkan. Mereka melakukan itu semua atas kemauan sendiri, dengan sukarela. Telah dikatakan di awal, bahwa mereka tidak berbeda. Memang, mereka tetap seorang istri bagi suaminya yang tidak lupa mengerjakan tugas rumah tangganya. Mereka pun tetap seorang ibu yang juga mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anaknya. Dan mereka pun sama-sama bukan berasal dari keluarga yang berada.

Namun, mereka bersedia meluangkan waktu mereka di antara semua kesibukannya itu untuk terlibat aktif dalam kegiatan Posyandu. Untuk memonitor kesehatan ibu dan anak di desanya, dan memberikan pelayanan kesehatan semampu mereka. Mengapa mereka bersedia melakukan semuanya padahal mereka tidak dibayar sama sekali? Karena mereka peduli. Mereka peduli terhadap kesehatan tetangganya sesama warga desa. Mereka sadar bahwa masalah kesehatan ibu dan anak terlalu vital untuk diabaikan begitu saja. Mereka prihatin terhadap minimnya perhatian pemerintah terhadap desanya. Dan setidaknya mereka tahu, sekalipun jasa mereka tak dibalas kali ini, mereka akan mendapatkan balasan yang tak terkira besarnya, kelak di akhirat

Sekarang, coba bayangkan bagaimana seandainya kita berada dalam posisi mereka? Apa kita sanggup suatu saat nanti, setelah menjadi dokter, ditempatkan di daerah terpencil, melakukan hal yang sama tanpa memperoleh bayaran atau hanya mendapatkan seadanya? Akan mengabdi dimana pada saatnya nanti merupakan pilihan kita masing-masing. Hanya sebagai bahan pertimbangan, sebelum memutuskan, banyak-banyaklah melihat sekeliling dan coba renungkan kembali makna dari pengabdian yang diemban oleh seorang dokter kelak.

0 Comments:

Post a Comment



Pengikut